Dari Jogjakarta………….

Jogjakarta dengan identitasnya sebagai kota pelajar menjadikannya seakan miniatur Indonesia karena dari segala penjuru nusantara bahkan dunia menuntut ilmu pada berbagai institusi pendidikan di kota ini. Mereka berbaur membentuk nuansa ilmiah di tengah keragaman budaya yang tidak menutup kemungkinan akan terjadi akulturasi dan terbentuk satu buday tersendiri. Berbicara Sulawesi Selatan, daerah ini adalah daerah yang memiliki perhatian yang tinggi dalam meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakatnya melalui pendidikan. Hal tersebut terlihat dari perhatian pemerintah memfasilitasi mahasiswa yang menuntut ilmu di kota pelajar ini dengan beasiswa materi dan non materi seperti, asrama-asrama mahasiswa dan fasilitas penunjang belajar lainnya. Saat ini, terdapat 23 asrama mahasiswa/pelajar asal Sulawesi Selatan di Yogyakarta.

Jogjakarta 27 Mei 2006. Pagi itu, gemuruh dari bawah tanah disertai goncangan berat membawa Yogyakarta dan Jateng menjadi sorotan publik. Betapa tidak, gempa berkekuatan 5,6 skala richter meluluhlantahkan bangunan-bangunan di daerah ini. Korban pun berjatuhan tak terhitung jumlahnya. Fenomena ini seakan membawa memori kita akan Aceh ketika gempa dan tsunami. Sampai saat ini getaran masih sering dirasakan oleh masyarakat, bahkan aktifitas gunung Merapi setelah itu juga memperlihatkan peningkatan. dan diprediksikan akan menyemburkan isinya dalam waktu dekat. Sebuah penderitaan baru mungkin akan terjadi lagi. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.
Dampak paling dirasakan oleh mahasiswa Sulawesi Selatan adalah beberapa asrama yang menjadi aset pemerintah terpaksa menjadi tidak layak dihuni sehingga berbagai alternatif terpaksa diambil. Selain mahasiswa, keluarga Sulawesi Selatan banyak juga yang menjadi korban bencana alam yang terjadi. Rumah dan harta benda lainnya tak ada lagi. Akan tetapi, hal tersebut tidak kemudian membawa keluarga Sulawesi Selatan larut dalam kesedihan yang menimpanya. IKAMI Sul Sel sebagai bagian terbesar dari warga Sul sel di Jogjakarta, mengambil inisiatif di garda depan memberikan penanganan pertama bagi wagra yang menjadi korban. Mendirikan posko gempa, melakukan koordinasi dengan berbagai elemen, mengambil posisi pusat informasi, mengerahkan relawan, dan menyalurkan bantuan logistik ke daerah-daerah yang belum terjamah bantuan. Hal tersebut sangat bermanfaat sekali khususnya bagi warga Sul Sel karena IKAMI sebagai pusat informasi yang menghubungkan korban dengan keluarga yang ada di kampung halaman.
Sampai saat ini para warga yang menjadi korban masih membutuhkan bantuan. Akan tetapi, minimnya sumberdaya yang dimiliki menjadikan berbagai kebutuhan mereka belum semuanya terpenuhi. Sehingga bantuan lanjutan untuk para korban masih sangat diharapkan.

Kegiatan Posko Gempa Ikami Sul Sel
1.Menghimpun informasi keberadaan keluarga Sul Sel di Jogjakarta
2.Pusat Informasi keluarga Sulawesi Selatan di Jogjakarta
3.Mengkoordinir mahasiswa Sul Sel menjadi relawan di daerah Bantul dan sekitarnya
4.Menyalurkan bantuan dari berbagai pihak untuk para korban bencana gempa

Alamat Posko Ikami Sul Sel
1.Wisma Anging Mammiri, Jl. Johar Nurhadi No. 9 Kotabaru, Yogyakarta 55224 Telp. 0274-516486
2.POSKO BERSAMA PEMPROP. SUL SEL.Jl. Imogiri Timur Km. 11 (Masjid Al Huda) Pleret Bantul
3.Wisma Sawerigading, Jl. Sultan Agung No.18 Tlp. (0274) 380245
4.Wisma Latimojong, Jl. Cik Ditiro No. 24/30 Yogkarta Tlp. (0274) 512590

Kondisi Asrama Sul Sel
Terlampir

Daftar Korban Keluarga Sulawesi Selatan
Terlampir


Akhir kalam
Segala puji bagi-Nya yang masih berkenan memberikan keselamatan jiwa untuk semua keluarga Sulawesi selatan di Jogjakarta. Semoga hal ini menjadi perhatian kita semua. Semangat kekeluargaan yang sangat dijunjung tinggi warga Sulawesi Selatan tak pernah luntur dimanapun mereka berada. Uluran tangan masih sangat dibuthkan untuk membantu keluarga kita yang ada di Jogjakarta. Demikian, segala yang menjadi perkenaan Bapak kami haturkan terima kasih.

Yogyakarta, 01 Juni 2006
Pengurus
IKAMI Sulawesi Selatan
Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta
Periode 2006-2007



Sitti Aaisyah Sungkilang
Ketua Umum